1. Kawasan perkeretaapian yang belum berkembang biasanya dikelilingi oleh rumah-rumah yang dibangun sendiri, dan tidak ada rumah tambahan untuk ditinggali para pekerja. Sebagian besar proyek perkeretaapian di Tiongkok berlokasi di daerah terpencil dan pedesaan, dengan kondisi perumahan setempat yang buruk dan tidak memadai. Tidak tersedia cukup hotel, asrama, atau apartemen untuk disewa atau dibeli oleh para pekerja. Oleh karena itu, para pekerja harus bergantung pada rumah kontainer untuk menyediakan tempat berlindung sementara dan nyaman bagi mereka. |
|
|
2. Biasanya dibutuhkan waktu satu atau dua tahun untuk membangun rel kereta api atau bangunan lainnya, artinya pekerja hanya perlu tinggal di sini selama satu atau dua tahun. Dibutuhkan waktu untuk membangun asrama beton, dan ketika jalur kereta api selesai dibangun, asrama tersebut akan menganggur, yang akan menyebabkan pemborosan sumber daya. Rumah kontainer lebih cocok untuk rumah jangka pendek dan sementara, seperti |
mereka dapat dengan mudah dibongkar dan digunakan kembali. Mereka juga dapat diangkut ke lokasi yang berbeda, tergantung di mana proyek kereta api berikutnya berada. Dengan cara ini, para pekerja dapat menghemat waktu dan tenaganey, dan menghindari pemborosan sumber daya. |
3. Rumah kontainer memiliki banyak keunggulan dibandingkan bangunan konvensional, seperti kenyamanan, keterjangkauan, kemampuan beradaptasi, daya tahan, dan ramah lingkungan. Rumah kontainer dapat dengan mudah diangkut dan dipasang, tanpa memerlukan izin dan peraturan mendirikan bangunan. Mereka juga dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi spesifik pekerja, seperti ukuran, bentuk, tata letak, dan fasilitas. Rumah kontainer terbuat dari bahan daur ulang dan terbarukan, seperti baja, kayu, dan plastik, yang tahan terhadap cuaca dan korosi. Mereka juga memiliki jejak karbon dan konsumsi energi yang rendah, sehingga mengurangi dampak lingkungan dari perumahan. |
|
Scan to messenger :